Pancasila sebagai Piagam Madinah Indonesia: Peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga Kebinekaan Bangsa
Main Article Content
Abstract
Ide dari Pancasila tidak dapat dipisahkan dari dokumen Piagam Madinah. Piagam Madinah memperlihatkan banyaknya perubahan tatanan sosial yang justru tidak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Dengan Piagam Madinah, Indonesia justru memiliki ilham untuk menjadikan sebagai Indonesia sebagai negara Nasionalis yang nilai-nilai Islamnya menyatu dengan Indonesia. Ilham yang kemudian muncul yaitu disebut sebagai Bhinneka Tunggal Ika, Bhinneka, atau Kebhinnekaan yang arti harfiahnya adalah kesatuan dalam keberagaman. Banyak fakta menunjukkan kontribusi Nahdlatul Ulama (NU) sangatlah signifikan dalam merawat kebhinekaan tersebut. NU melalui para tokohnya selalu membangun narasi kehidupan beragama dan berbangsa secara damai dan menolak berbagai potensi perpecahan. NU bahkan berani mengambil posisi tidak populer agar umat lain tidak terdholimi dan tetap bisa hidup damai di bawah kesatuan Indonesia. Artikel ini coba menelisik bagaimana peran NU di dalam membentuk kebhinnekaan. Telisik peran NU dilihat melalui historis sejarah Pancasila dan Piagam Madinah, peran kepemimpinan dan bagaimana ruang-ruang sosial kebijakan diperankan oleh NU. Ketiganya kemudian disintesiskan melalui rekam jejak NU di dalam jalur sejarah Indonesia. Analisis dilakukan dengan metode kualitatif historis, berupa penelusuran peran NU melalui sejarah. Dalam kesimpulannya, artikel ini memperlihatkan bahwa kesatuan bangsa bisa terwujud jika proses merawat kebhinekaan bukan saja dilakukan pemerintahnya, tetapi juga oleh organisasi masyarakat terbesar yang eksis didalamnya.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.